CERMIN KEHIDUPAN
Oleh Muhammad Fathur Rozi
Enyahnya kebisuan mulai melalu-lalang
Unjung rambutku bergemulai kala angin tiba
Kutatap kau tampak lesu dengan rona tak berdaya
Jinggamu selalu beriringan dengan mentari yang bergelantung rendah
Berarak dengan awan yang bergumpal layaknya kapas dalam buih
Haluanmu memang fana, hingga membuat netra anak Adam terpukau pada kebohongan yang acapkali timbul dari biasmu
Akan tetapi kau cuma berlabuh dalam hitungan menit pasca itu kau akan pupus karena dijemput oleh kekasihnya yakni malam.
Malam kau memang bertubuh gelap. Namun, kusuka anda.
Iya! Karena kau menyamarkan permadani lusuh atau bahkan sutra kusut yang aku miliki
Akan tetapi kau juga akan sirna dengan jemputan pagi yang siap dengan kereta hijau bersanding kerling embun.
Tapi tak apa, sejatinya aku hidup bercermin padamu yang keabadiannya hanya sementara.
Singaraja, September 2017
#Mata_Pena