ESOK KEINGINANKU UNTUK MEMELUKMU
Oleh Alek Wahyu Nurbista Lukmana
Dan bagaimana keinginanku untuk memelukmu?
Mengambil tempat pada satu titik yang sama
Menyamai hasrat dengan saling menjamah
Ketika kuasa, ketika nuansa menemani malam yang akan beranjak pagi
Dan bagaimana keinginanku untuk memelukmu?
Suara terdengar lembut,
Rintihan seolah tanda untuk berperang
Bayangan menghitung berapa kali aku memanggil namamu
"Sungguh, ketika disatukan akan bertemu saat nanti kita dilahirkan"
Permainan ayah bunda yang siap berkorban dalam cinta tertinggal
Terlupakan dalam luka yang akan menjadi duka bagi kami yang telah dilahirkan.
Apa hanya sebatas mie rebus, di saat pertemuan?
Atau segelas jeruk nipis dan sebatang rokok bagiku?
Lalu bagaimana keinginanku untuk memelukmu?
Apa akan menjadi hutang nantinya?
Saat semua lelap dan lelah kembali pada kata maaf?
Berucap selamat tinggal dan kita akan bertemu lagi.
Jika itu pertanyataannya, ini bukanlah hal menarik untuk difikirkan!
"Di batas kota, sejuta pertanyaan tercipta mengenai pertemuan"
Sesudahnya, dengan apa hati membayang.
Cahaya yang hilang, bisahkah ia kembali dengan cinta?
Menangis kasih hingga rambut memutih,
Menjauh dan menjauh
Menjauh hingga menjauh
Mungkin hanya keinginan
Mungkin hanya sebuah perumpamaan
Jika dalam warna ini telah hilang seperdua dari martabat
Jika dalam masa ini telah hilang sejuta peradaban
Namun, seutuhnya kesejukan oleh harta adalah nol
Seutuhnya hidup dalam santun bertanda seratus.
Kemana harus runtuh?
Kemana harus kukuh
Syahdu yang bernyanyi
Mata dajjal yang selalu tampak di berbagai penjuru
Apa ini benar, dan yang mana salah?
teka-teki ini sama sulitnya dengan keinginanku, sayang.
Aku menampakimu hingga jauh,
selaras dengan angkasa yang menggambarkan dunia
Sepertinya aku berusaha menahan laju rindu
Membuka sebuah cerita membabu pembantu
Berbalik kabarmu aku merasakan dunia kecil dulu
Memanjat pohon dan melukis pegunungan
Sungguh ini hal yang ingin aku limpahkan padamu.
Aku hanya menetapkan kau milikku
Suratan lahirku mengetahui misteri tentang aku
Bagaimana aku, dan mengapa aku,
kenapa aku, dan kemana aku Beranjak dewasa mencari filsafat
Menganalisis sejarah tentang pernikahan?
Mungkin hujan kembali turun malam ini,
Tepat disaat aku menikmati waktu istirahatku
Tidur nyenyak dengan khayal yang mengagumkan
Dengan daun yang menyentuh sekujur rasa
Lalu memanggilnya dengan sebutan sayang
Begitulah hujan hari ini, aku tertawa gersang!
Ku-tetapkan niat dalam api yang membakar rumahmu
Menyisakan puing berkarat
Menyesatkan keranjang untukmu tertidur
Kembalilah kau, keinginanku
Berupaya bertemu pada dermaga tua dalam ceritaku
Selisih hati akan bertemu,
"ESOK KEINGINANKU UNTUK MEMELUKMU"
~Alek Wahyu Nurbista Lukmana~
No Urut: 5149
Tanggal: 04/12/2016 15:11:55