MATAHARI MERAH TUA
Oleh Ariestha Putra
Jika syair yang kupahatkan pada matahari
Tak lagukan tangis hatiku yang pilu
Masih bergelayut di hatimu rindu diam-diam
Seumpama dulu kita terkapar di bukit kaca
Di dalam pekat sehitam jelaga
Pun matahari merah tua
Yang kubungkus dalam robekan doa
Lalu kukirimkan pada badai
Yang merayap di dekat rongga dadamu
Namun bumi luluhkan dirimu
Dalam bara rindui yang beku
Tataplah bulan sabit kemilau
Yang warnai bayangku dalam darah dan nadimu
Sementara malaikat nyanyikan gemuruh tembang
Cahaya-cahaya cadaskan seluruhmu di padang gersang
Bila kau hampiri aku dengan setangkai bunga kematian
Yang dulu kau tanam di merah bibir gadis-gadis jelita
Aku akan tertawa
Karena separuh nyawaku telah kutanam
Dalam kedap biru lautan
Di mana nafas-nafas mereka riuh bertindihan
Sedangkan tangismu bukan hujan belia
Kau padamkan separuh jiwaku yang nyala