CERITA TEMAN SAYA
Oleh Ariestha Putra
Teman saya bercerita
Janganlah pernah berharap
Bisa menyelami dan memahami jiwa anak-anak kita
Karena jiwa mereka telah sesak dengan harapan-harapannya
Teman saya bercerita
Janganlah pernah bermimpi bisa menjenguk dan memasuki rumah mereka
Karena mereka sendiri telah sarat dengan mimpi-mimpinya
Teman saya bercerita
Orang-orang bisa menikmat serial sinetron Bawang Merah
Karena mereka benci dan berharap tokoh antagonis mengalami kehancuran
Teman saya bercerita
Dimana lagi akan merasakan kemerdekaan
Jika dalam rumah sendiri pun tidak didapatkan
Teman saya bercerita
Jika dahulu isteri cantik karena kebodohan dan kesederhanaannya
Sekarang isteri jelek karena kepintaran dan pengetahuannya
Jika dahulu isteri tegar karena kepolosan dan kepasrahannya
sekarang isteri-isteri lemah karena kekuatan dan kemandiriannya
Teman saya bercerita
Manusia adalah budak-budak kehidupan
Yang mengisi hari-harinya dengan air mata kebahagiaan dan penderitaan
Teman saya bercerita
Aku lari dari para pemburu pangkat yang mencampakkan nasib orang lain
Dan menuntut rakyat dari hal-hal yang mereka tidak miliki
Teman saya bercerita
Aku mencari kesunyian karena jenuh berada dalam prahara budaya
Dari pranata raksasa mengerikan yang bernama peradaban
Teman saya bercerita
Banyak diantara kita yang selalu merasa sepi
Kendati berada di tengah keramaian
Karena jiwa mereka telah terpenjara oleh sejumlah keinginan
Teman saya bercerita
Derita yang paling menyakitkan
Adalah disaat orang-orang tercinta
Merasakan perhatian dan kasih sayang yang diterimanya
Selalu tidak berbanding dengan yang ditumpahkan pada orang lain dan aku berkata ;
Kita tak bisa lagi berharap matahari akan terasa sejuk
Dan rembulan terbakar hingga bumi luluh dalam kasih sayang
Karena semua cerita tentang kisah hidup dan kehidupan
Adalah akhir dari sebuah cerita.