CANDANYA TUAN CANDA
Oleh Farah Fadhiani
Tuan Canda..
Masih ingatkah akan saya?
Ini saya si gadis receh yang mengganggu
Yang suka sekali mencari perhatianmu
Ah tuan..
Semalam bercanda mu itu sangatlah hebat
Hingga hati saya terluka dibuatnya
Mengapa harus begini tuan canda?
Tuan..
Mengapa kau mulai bercanda dengan rasa?
Mengapa kau tumbuhkan takut pada relung hati saya yang sudah pernah terluka?
Apa kau pun ingin menyakiti saya?
Sadarkah dirimu?
Candamu menumbuhkan cemburu
Kemarahanmu menumbuhan ketakutan
Kepedulianmu membuatku ragu
Apa kau tak tahu?
Betapa sering saya merindumu?
Mengapa kau menganggap rindu saya hanya candaan?
Mengertilah tuan, saya tidak sedang bercanda
Ampuni saya jika saya terlalu labil
Maaf bila begitu banyak hal yang saya tuntut untuk dipenuhi
Namun tuan, cobalah untuk mengerti..
Rindu yang terpatri ingin lekas terjabahi
Namun tuan..
Seiring berjalannya waktu dengan rindu
Mengapa kau justru terus bergerak menjauh?
Bahkan kau tumbuhkan cemburu yang berkali-kali lipatnya
Kau pun seringkali hilang bersama waktu
Mencampakkan saya yang tengah dirudung rindu
Jawab tuan..
Mengapa kau bertingkah demikian?
Satu lagi yang ingin saya tanyakan padamu
Apa arti saya di matamu?
Tertuliskah nama saya dalam relung hatimu?
Apakah otakmu itu menganggap adanya saya bersama waktu?
Tolonglah tuan..
Jawab saya..
Jangan terus menerus tumbuhkan ragu dan takut
Karena saya tak ingin mencintai seorang pengecut
Permohonan hujan kecil pada tuan canda,
FFadhiani