TERUNTUK HATI YANG MASIH KUNANTIKAN
Oleh Handan
Untuk beberapa hal
aku ingin melepaskan diriku dari semua ini.
Aku membencimu,
Karena dirimu mengajarkanku
Bagaimana rasa rindu itu dapat begitu menyiksa.
Diantara derai tawa yang engkau selipkan bagiku,
Tetap saja ada guratan kepedihan didalamnya.
Bukan jarak yang menjadi sebuah penyesalanku,
Tapi bayanganmu yang menjadi kepedihanku.
Mengapa harus masa lalu yang aku sesali
Jika saat ini pun dirimu layaknya mawar berduri
Yang akan layu bila kupetik?
Jika pun aku pandangi dan kunikmati keindahanmu,
Engkau hanya akan mekar ditaman orang lain
Atau layu dipetik oleh insan lain?
Lalu apa yang harus keperbuat?
Kebencianku bukan seperti amarah atau dengki dan rasa jijik padamu.
Kebencianku padamu layaknya api yang membara,
Membakar namun tak menghanguskan.
Yang tersisa dari kebencianku yang menyala
Adalah rindu dan rasa sayang.
Kegelisahan dari sebuah keputusan yang tertunda.
Pernahkah engkau bermimpi
Layaknya mimpi yang ingin kugoreskan dalam kehidupanmu?
Andai sebuah pernyataan ini ku ungkapkan di masa lalu?
Apakah engkau akan mempercayainya selayaknya saat ini?
Bukan kebencian yang sesungguhnya yang kumiliki untukmu,
Hanya sayang, rindu dan kasih.
Kuharapkan engkau akan memahaminya
Tanpa perlu menilik jauh sampai keujung dunia,
Cukup hanya sebatas lubuk hatimu saja.
Teruntuk hati yang masih kunantikan.