DI UJUNG PERTEMUAN
Oleh Vicky Dwi Putra
Disinilah aku berdiri
Menatap lorong-lorong yang tak pernah bosan memerankan suara kanak-kanak
Ada yang banyak berteriak namun tak berbidak
Ada yang berlarian di kejar impian
Ada yang berhenti tanpa disertai arti
Lantas aku hanyalah sebuah penyesalan diantara senyum-senyum kecil yang kalian suguhkan
Mungkin tak ada yang lebih bising selain suara penyesalanku ini
Suara yang tak bernada dan memiliki sedikit makna
Walaupun demikian, hanya ini lah yang akan menjadi penebus semua kesalahan
Penyesalan yang tak bisa ku tunda lagi mohon maafnya
Sahabat
Banyak yang aku berikan namun semuanya kepedihan
Banyak yang kalian terima namun semuanya air mata
Dan tak banyak kata yang ku rangkai agar kalian bisa tertawa
Jiwa ini terus memaki dirinya sendiri
Tak henti dan kesalnya tak mau mati
Maaf.. maaf.. maaf..
Ini kata yang hanya bisa aku rangkai sebagai pengiring kata perpisahan
Aku sadar pertemuan pasti berujung dengan kerinduan
Kerinduan ingin bertemu denganmu
Namun apakah kerinduan ini bisa kita utarakan setelah perpisahan terus mengikuti sebagian bayangan?
Entahlah. Yang jelas kita bersahabat karena hati kita saling merindukan.
Jika bisa aku ingin meminta tolong untuk yang terakhir kalinya
Tolong ingatlah aku sebagai kebaikan, dan jangan kenang aku sebagai kehinaan