KISAH POHON DAN RANTING
Oleh Nurul Fajriyah
Pagiku isi dengan lamunan
Mengingat sebuah kisah pohon dan ujung ranting yang ku imajinasikan seorang diri
Kala itu pohon yang masih belia
Jiwa raganya memancarkan gelora kasihnya yang begitu menggebu
Ia tumbuhkan ranting, setiap pagi dibangunkan, diajaknya bergurau
Ketika siang pohon berikan makanan,
Dan ketika malam pohon itu tidurkan sang ranting
Nyanyikan sebuah nyanyian pengantar lelap
Tumbuh
Tumbuh
Tanpa patah
Tinggi menjulang, tetap satu namun berjauhan.
Ranting seakan mulai lelah dengan terik dan kesunyian
Lalu ia bertanya pada sang pohon
Kini engkau telah memilih banyak cabang
Masihkah kasihmu masih seperti dahulu?
Pohon pun berkata " kasihku masih sama, kasihku hanyalah sebuah sayang, dahulu aku berikrar namun kini aku lupa."
Ranting terkulai lemah tiada berdaya, ia terus terdiam
Ia lihat daunnya mulai mengering,
Kulitnya semakin kriput,
"Akankah aku mati? Mati jiwaku? Mati ragaku? Dan juga mati hatiku?"
Ia semakin takut jika ia harus secara konyol.
Tumbang ketika angin menerpanya atau mungkin tumbang ketika hujan menjatuhinya.