PARA PENYAIR
Oleh Rio Nur Arifin
Dalam hal ini, aku dan kamu hanya penyampai pesan
Dari laku alam, yang paling-paling masih seputar embun, hujan, mimpi, senja, bulan, bintang, angin, matahari, dan daun-daun
Yang semuanya disangkutpautkan dengan hati
Maka mereka yang tak paham dunia kita mulai bertanya tentang fenomena
Dalam hal ini aku dan kamu hanya penyampai pesan
Yang datang tapi tak menjawab
Yang pergi tanpa memberi
Yang kita sampaikan hanya bait tanpa arti
Sebohong senja yang membunuh siang
Sepahit air nira yang semanis madu
Katamu, gelap adalah ketiadaan cahaya
Lalu kamu mulai mengada-ada tentang materi gelap
Aku percaya keduanya
Karena dulu ketika aku tak melihatnya, hanya ada dua kemungkinan
Karena tak ada cahaya, atau karena tertutup gelap
Sekarang aku tak melihatnya karena memang dia tak ada
Ada kata yang begitu rumit,
Hingga tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Lalu kau bilang itu sederhana
Kau pikirlah bagaimana perasaan kayu
Sederhana adalah duduk di teras rumah dengan kaki dilipat,
Memandang jalanan dan orang lewat sambil ngobrol dengan bapak
Sederhana adalah menuangkan teh hangat di cangkir di pagi hari,
Menghadap matahari pagi yang masih merah
Bagiku, hujan adalah hujan saja
Bukan percikan air kehidupan yang jatuh bersama hembusan angin diakhiri harmoni 7 warna pelangi
Bagiku, bulan adalah bulan saja
Bukan sang dewi malam yang menerangi hati,
Di malam yang dingin menusuk kulit ari lalu membunuh sadar perlahan mengantar ke gerbang mimpi
Lalu hidupku yang begitu remeh ini
Aku tak ingin menipunya dengan kata-kata indah dalam puisiku
Jangan pula rancukan pikirannya dengan puisi-puisimu