TUNTUTAN INSAN AKHIL BALLIGH
Oleh Azam Msa
Timang ditimang tetap saja ada ratapan dalam hidup.
Tilang tak hilang meski upaya ku rasa sudah ku tuntut.
Mayang ku tumbang tak segar lagi hidung menghirup.
Hilang kepalang berganti kepala tertumbuhi sungut.
Ibarat Paya yang dangkal dengan airnya yang payau.
Sudah cukup jelas dipandang dan tidak perlu dipantau.
Namun hidup adalah hidup yang tentangnya sangat rancau.
Yang oleh kita kepastian bukan hal mudah dijangkau.
Maka kuciptakan alur hidup ini yang kurasa baik.
Agar hikayatku tersusun rapi dan tampak menarik.
Bukan dalam arti segalanya diniatkan pelik.
Hanya berusaha romantik bukan eksentrik.
Sebab aku insan dengan tuntutan akhil balligh.
Begitulah kiranya ungkapan ku yang linglung.
Mengibaratkan hidup yang akupun bingung.
Bingung mengupas di pangkal di ujung.
Namun kusampaikan untuk kita renung.
Dalam urai dalam rangkai hakikat hidup hanya satu.
Jika dikaji jika dipahami kedamaian segera akan berpadu.
Segera dimulai segera dilakoni agar sikap membaharu.
Hingga saat itu irama yang terdengar semuanya merdu.