DIA
Oleh Iwan Budianto
Perlahan aku telah mengubur setiap kenangan pahit,
Tak mudah tentu, tak seperti membalikkan telapak tangan,
Tapi bersama dia sosok yang kini bersama buatku bahagia,
Aku jelas tak lagi merasa sepi,
Tak lagi merasa gundah dengan hadirnya.
Caranya cintaiku begitu sangat sederhana,
Bahkan saat awal kita jalani ini semua ku tak yakin dia benar mencinta,
Tapi semua terbantahkan akan setiap tutur lembutnya ucapkan kata indah untukku.
Tentu saja bukan hanya kata indah yang dia beri,
Tapi lewat tindakan dia buktikan itu.
Memang tak akan pernah seindah cinta sayyidina Ali bin Abi Thalib dengan sayyidah Fathimah Az Zahra yang cintanya suci dan seputih mutiara.
Namun tetap saja dirinya punya cinta yang tulus untukku,
Biarlah dia dalam kesibukannya hanya sedikit punya waktu untukku, meskipun aku tau dia selalu punya waktu meluangkan waktunya bahagiakanku,
Ku tau dalam kesederhanaannya dia punya jiwa yang besar,
Kadangkala aku memang terlalu munafik menyatakan cinta, namun sikap dan perlakuan lembutnya selalu mengalahkan egoku.
Biarlah orang berpikir baik tentangnya,
Biarlah orang berpikir jelek tentangnya,
Yang aku tau dia sosok yang tak pernah lepas dari lamunanku,
Dialah cara Tuhan buatku bahagia,
Lewat sederhananya dia cintaiku,
Lewat ketulusannya dia tentramkanku.
Dia sosok yang kadang buatku meneteskan air mata sedih,
Dia juga sosok yang kadang buatku meneteskan air mata kebahagiaan.
Dialah wanita biasa yang punya cinta luar biasa.