PENGABDIAN CINTAOleh Jibril Jundallah ( Gatra Aksara )
Redam malam berpaham rindu
Magis terintis melapis kalbu
Terjang usang gelombang waktu
Nikmat memikat tersayat syahdu
Dalam nilam merajam restu
Manis miris bergamis madu
Halang hilang terlekang ramu
Gurat ma'rifat berhayat satu
Hatiku..
Layu
Samar memilu
Ingin kembali kepada-Mu
Rindu..
Ku rasa memaku
Bibir beku
Tuk katakan cinta kepada-Mu
Cinta,.
Bercahaya
Mengurung nafsu dalam keranda
Berkilau warna azka
Menerangi gulita rongga di jiwa
Asmara,.
Memeluk pusara
Hadirkan Diri-Mu selamanya
Hapus kisah derita
Sunting duka menjadi permata...
...Kemanapun
pandang retinaku kan melesat menerbitkan bayang - bayang orbit fajar
kelopak mayang akan rahmat kasih sayang-Mu, niscaya tiada nampak antak -
berantak khalayak noktah-noktah tumpul singgah berhias anggun di ranah
cermin panorama alam semesta yang memburamkan wajah tulus Kesucian Cinta
selama asma Maha Kuasa kan tetap kekal bertahta melekat kepada Dzat
Yang Maha Cinta, Maha Rindu kepada hamba-
hamba-Nya...
...Jikalau
diriku mampu berkehendak meneguk semua bulir-bulir kemurahan-Mu
daripada sloki tempias edaran getar halilintar di antara celah awan
gemawan, mungkin telah ku dapati sebongkah lentera delima beraksarakan
kebenaran hidup dalam dimensi wahdatul wujud walaupun taat nan
ketangguhanku tak sekukuh Jibril 'Allaihi Salam, dan mustahil sadar
rasaku sepenuhnya mengalur penuh kepada-Mu Wahai Pencipta Cinta Cintaku,
manakala jelang
selayang gunung - ganang taffakur panjang menampilkan blur slide-slide hitamku laksana
sebujur insan hina juga syarat durhaka lagi pendosa...
...Dan selalu ku ingat kata - kata Qudsi-Mu :
''Jika hambaku suka untuk bertemu dengan-Ku, maka Aku juga suka untuk bertemu dengannya''
Luluh jantung murung memalung berhenti berdetak, memahami sekilas paragraf langit bersimbah keruh membunuh pembuluh urat
-
urat syaraf nadi setelah maksud jiwa-Mu menyentuh bandela akal, saat
bisu menjamah kalimat yang sejatinya belum mampu mengurai makna, ketika
lisan abad masih
rapat enggan menjawab atas semua asa, sebagaimana
hati tertahan pada pergantian zaman meski dia tahu bahwa diriku sudah
sekian lama berlalu dari skenario drama dunia dan kini sedang berlabuh
di dalam raga pengabdian cinta...