MENGHITUNG MUNDUR SISA UMURKU
Oleh Aep Saepul Khuluq
Wahai hidupku
Di sini di dalam kesendirianku
Aku merenungkanmu
Aku mengkontemplasimu
Aku menghisabmu
Wahai hidupku
Saat ini
Detik ini
Aku tak tahu berapa lama kau bersamaku
Mendampingi menyapa keluargaku
Menyapa teman-temanku
Menyapa sahabat-sahabatku
Wahai hidupku
Mesin mundurmu terus berhitung
Setiap tahun kau kurangkan satu
Angka sisa umur hidupku
Hingga ia akan berakhir angka nol
Angka saat aku tak berani membayangkan
Oleh sebab apa
kenapa
dan kapan persis
tanggal
jam
menit
dan detiknya
Saat mataku terpejam untuk selamanya
Saat mulutku tertutup rapat
Saat senyumku tak berarti apa-apa
Saat aku diusung keranda dan diantar orang-orang tercinta
Saat aku masuk liang lahat sendirian
Lalu atasnya ditutup papan
Ditimbun tanah basah
Aku masih sendiri di sini
Tafakur merenung diri
Terbayang seluruh kehidupanku
Terlihat jelas di pelupuk mataku
Ya Allah maafkan...
Selama ini kami membanggakan dosa-dosa
Dalam pembenaran nalar dan logika
Kami telah menuhankan dunia
Dengan alasan demi orang-orang tercinta
Aku masih di sini
Membasahi mata yang berkaca-kaca
Sebutir air mata menetes dari sana
Semoga ia dapat membasuh hatiku
Yang mungkin mulai membatu
Sebutir air mata di sejadah ini
Kuharap kelak ia dapat bercerita
Tentang pengakuan seorang hamba
Tahun ini telah aku lewati
Kuharap kelak ia dapat bercerita
Hamba-MU pernah menyesali dosa-dosa