SEMU
Oleh Shandi Afrilla
Di jam-jam kosong aku selalu menyempatkan untuk bercerita tentangmu.
Bergumam sendiri seraya mengingat kembali hari-hari yang telah jauh pergi.
Aku tidak tau pasti.. namun kenyataan membawaku pada getirnya perasaan.
Semisal pagi ini.
Tibatiba saja kota berubah membeku.
Tak seperti biasanya.
Percakapan kita terkesan baku seperti orang baru.
Raut wajahmu meyakinkanku bahwa kau memikirkan sesuatu.
Apa itu aku?
Lalu ada apa dengan nadamu?
Mengapa tibatiba kalimatmu rancu?
Tak perlu buru-buru.. aku akan menunggu.
Kau bisa memikirkan apa yang ingin kau utarakan padaku.
Mungkin banyak hal yang ingin kau ceritakan lewat sajakmu.
Semisal rindu, pilu, atau apapun itu.