SEMESTA
Oleh Gigih Imanadi Darma
Saat malam menjelang saat lampu-lampu kota hidupkan.
Saat bangku taman di duduki, saat itu, ada yang menanti dalam cemas.
Dan
Ketika bising telah enyap lalu ramai berganti sepi. lagi dan lagi untuk kesekian kali, rindu itu menepi.
Aku tetap sendiri dan akan sendiri hingga akhirnya mati di tikam sepi.
Lalu hidup lagi, kemudian mati lagi dan pada akhirnya menyatu dengan semesta.
Semoga kau juga seperti itu hingga akhirnya kita duduk berdua disatukan semesta.