DI SUDUT CAFE INI
Oleh Rudi Fahrizal Putra
Aku duduk di sudut cafe dan hanya mengenangmu
Setiap hal yang kurindukan selalu ingin pergi atau menghilang
Aku tidak tahu cara paling baik menghilangkan duka
Rintangan yang kutemui di depan adalah
Hal yang ingin kumusnahkan jika kubisa
Setiap yang membuka mata larut dalam pikiran
Di sini hanya ada keheningan
Aku bertanya tentang siapa yang hadir
Di cafe ini, kegelapan lebih baik dari apa pun yang namanya
Kepalsuan, di sini kesendirian seperti memihakku
Suara tawa tidak sedang mencelaku
Aku lega dan merasa aman dari
Tatapan bodoh paling kubenci
Aku ingin ditemani olehmu
Tapi kau merasa letih pada waktu
Biarkan saja perasaanmu
Aku tidak ingin kau sedih
Saat perih menatapku seperti curiga
Lebih baik aku mengenang suaramu
Dan menganggap tubuhku tidak rapuh
Seseorang menungguku seorang diri
Dia adalah teman yang tidak butuh nama
Dia seperti dirimu
Dia hanya ingin menemani dirinya sendiri
Semua yang menghibur penatnya
Telah tertidur dan merasa mimpi tidak
Membangunkan mereka lagi
Sedang kau bermimpi tentang
Kebahagiaanmu yang menghalangiku
Berjalan menujumu
Siapa ia yang tidak punya mimpi di malam hari?
Matanya terjaga dan membenci matahari
Aku tidak mengerti mengapa orang
Orang suka merasa bahagia
Bagiku kesedihan dan kebahagiaan adalah
Seperti saudara kembar
Aku tidak ingin senang karena takut mati
Aku hanya ingin mati saat bersedih
Seperti perasaan yang hendak dilupakan orang-orang
Dda atau tidak adanya kehidupan hanya soal
Warna dan khayalan
Malam sudah terlalu larut dan ingin berakhir
Mendengar lagu bukan lagi sebuah pilihan
Tetapi kesedihan suara hatimu
Membuatku mengalah pada inti perih
Dari yang bangkit di ingatanku
Setidaknya kau masih di sana
Sebelum aku benar-benar pergi
Kau menunggu kebahagiaan datang
Melindungimu dari kebodohan hatiku.