CUACA PANAS
Oleh Yogian Kirpad
Cuaca panas, badan kuyup sebab peluh kesah
Lorong-lorong sesak penuh tubuh-tubuh bernyawa riuh penuh gelisah
Jam makan siang telah usai
Jam masuk kerja, sekolah, kuliah, telah kembali dimulai
Dahaga masih membayang tentang gelas sisa jus tomat
Di gelas tertinggal dikantin bu Somat
Aku pusing, bu Somat tidak mengapa
Kita sama-sama pusing dengan hidup yang begitu saja, kami warga ibu kota. : “hidup yang begini-begini saja”
Carut-marut ibu kota yang masih tak bersahaja
Tukang tempe yang sedang adu bacot dengan supir bajaj, sebab barang dagangan dilindes begitu saja
Anak SMA sedang asik tawuran dipinggir jalan kereta
Aliran kali Condet menyengat merasuk ke dada
Aku mual muntah keluarkan isi perut hingga rasa lega
Muntahku mengenai rok mini sang sekretaris pribadi pejabat negara
Namanya Sofia Kartika, aku mintah sori, ia tak kasih, ia melengos, sumpah serapah pun tak lupa ia tinggalkan padaku, aku terima, ku telan mentah-mentah.
Dalam hati serayaku berkata "kalau situ bukan sekretaris pribadi pejabat negara, sudahku pacari kau"
Aduh, ia kembali. Aku digembleng, sebab lapar aku jatuh pingsan tak berdaya
Disana ada got tengik menungguku setia dengan khas baunya.
Di kali Aku tercebur, ia beringas lalu tertawa
Ah, dunia!