TERUNTUK IBUKU
Oleh Paulus Padamaley
[”Teruntuk ibuku, hanya doa yang kupunya”]
Ibu... Masih saja ingatku menimang seraut bayangmu
Yang terus melingkari sayup-sayup pandang meminta seruang rasa
Untuk meletakkan segenap hasrat yang tergeletak di dada
Agar tak berserak sekalipun tertata menyapa
Ibuku,,, bagaimana aku dapat melupakanmu
Sedang kau adalah tarian sakral dalam ingatan biru
Tanpa jeda kau melebur dibalik kelambu mimpiku
Dan mungkin hal yang membuat dadaku kembang kempis
Ibu,,, bisakah aku berbaring sejenak di pangkuanmu
Sambil kau meletakkan tubuh yang lunglai itu
Agar terasa derap tilas jantungmu berdegub
Dengan lirih terdengar disaat seisi dunia menepuk bahumu
Kau adalah wanita yang tegar tak mengenal lelah
Selalu saja kau nampakkan guratan senyum renyah
Ibu,,, biarlah aku buka agenda-agenda kita
Ingin kali mengulang kembali kenangan-kenangan manis bersamamu
Disaat aku mendekap erat dalam pangkuan hangat
Kaupun mendekap lebih erat tubuhmu dengan lekat
Dibilik potrekmu aku hanya luruhkan kobaran rindu
Sesak nafasku terpenggal penuh renunganku
Dikala jelmaan rindu kembali berpulang hampa
Namun apalah daya ketika isyarat hati mulai berbicara
Rasaku seakan tak mampu terjemahkan
Tentang embusan rindu yang kini menerpa
Mengingatkanku kan kuasa-Nya
Bahwa hanya doa yang kupunya teruntukmu ibu
"perangkai sepi"