BEDA ZAMAN
Oleh Risa Aya
Bam!
Suara meja dipukul dengan keras
Dengan tangan kerempengnya pak tua itu memukul meja
Pak tua itu yang berumur lebih dari lima dasawarsa itu masih nanar merah marah
"Beringas anak muda! maju! keadilan! tumbangkan ketidak adilan" teriaknya dengan penuh amarah
Pak tua yang sangat kurus itu mengatakan dengan keras
Sebuah orasi? yang mana jika
Ini taun 98 atau 60 an mungkin akan membakar masa
Mata merahnya masih menatap tajam kearah setiap pelanggan
Keadilan, keadilan dan keadilan itu entah berapa kali kau teriakan pak tua
Entah berapa kali pula pak tua kau memukul meja
Namun tak satupun jua mau mendengar ocehan atau orasi? pak tua
Mereka cuma terdiam seperti mengheningkan cipta tempo sekolah dasar dulu
Mereka tak menghayatinya pak tua, mereka hanya terbiasa
Oh pak tua kita beda jaman
Generasimu mampu memekikan telinga protes akan ketidak adilan
Melawan keberingasan penguasa yang mana satu per satu menciduk temanmu
Membungkam mereka dan memberikan mereka tiket kilat ke valhala
Kita beda zaman pak tua usia renta dan badan rapuh mu mungkin tak bisa membungkamu
Di warung pinggiran ini orasi mu hanya seperti nina bobo
Beberapa mahasiswa pelanggan anakmu mungkin membara mendengar orasi singkatmu
Tapi semangat mereka semangat kerupuk
Ahahaha
Jangankan di todong senapan, di lempar batu saja mereka kabur pak tua
Kita beda zaman pak tua
Bahkan para pujangga amatiran kini enggan merangkai puisi tentang ketidakadilan
Oh pak tua kita memang beda zaman