ANTARA SECANGKIR KOPI DAN SEKILAS MEMORI
Oleh Wanti Lubur
Rindu.
Sekilas memori indah itu, bagaimana mungkin aku lupa.
Sosok yang mampu memupuskan segala kebencianku pada dunia,
Pada sebuah omong kosong yang disebut cinta.
Setiap teguk kopi yang kuminum, kumengingatmu.
Kau sang maniak kopi yang sanggup membuat kucemburu pada sevangkir kopi.
Seperti kopi yang nikmat meski pahit,
Aku mengingatmu dengan cinta meski pahit ditinggalkan tanpa ucapan selamat tinggal.
Kau masih seorang egois yang terus membuatku merindu meaki kuingin melupakanmu.
Kau terlalu berkuasa.
Kau begitu rapih bersembunyi dalam ruang yang aku pun tak mampu menggapainya.
Bisakah kau keluar sebentar,
Agar aku sanggup bangkit berdiri.
Dan Kau.
Kau tetap menjadi sekilas memori indah yang akan selalu kuingat dalam setiap teguk kopiku.