SUAMIKU
Oleh Noraidah Siuh
Siapa aku untukmu,
Cintaku berharga kah bagimu,
Aku mungkin bukan istimewa,
Bukan yang terindah tapi aku punya rasa,
Dan hati yang lemah.
Suamiku,
Kau insan teristimewa buatku,
Kau anugerah indahku,
Yang takkan ku lupa untuk selamanya.
Suamiku,
Sepanjang kita bersama,
Mengikat cinta pada yang kuasa,
Aku sering merasakan luka,
Tapi semua mampu ku lupa tanda kata.
Suamiku,
Maaf ku pinta darimu atas segalanya,
Mungkin aku bukan yang terindah,
Aku isteri durhaka dan degil orangnya,
Sehingga kau sering membuat luka.
Suamiku,
Satu kata ku untuk seketika,
Saat kau ungkit segalanya yang diberi,
Itu lah hari memeritkan diri,
Kau bukan hanya memberi luka,
Tapi menghancur hati dan dada,
Kata2 itu singgah di telinga,
Seolah panah beracun menembusi,
Aku seperti mengimbau sejarah lama,
Yang berusaha aku lupa,
Kernah aku ingin bahagia,
Tapi saat katamu kau lontarkan,
Segalanya diungit tanpa rasa,
Air mata tak mampu lagi ku jaga,
Aku sungguh kecewa dengan katamu.
Suamiku,
Mengapa, mengapa suamiku,
Teganya kau mengungkit segalanya,
Apa aku beban buatmu,
Apa aku asing buatmu,
Apa hatiku tak penting bagimu,
Apa aku tiada nilai dan makna utkmu.
Suamiku,
Andai aku bukan pilihan hatimu,
Mengapa kau nikahi aku,
Jika aku tak penting bagimu,
Mengapa kau mendekatiku.
Suamiku,
Apa kau menyesal dengan pernikahan,
Apa kau benci diriku,
Apa kau tak menyanyangiku,
Andai begitu lepaskan aku.
Suamiku,
Wahai suamiku cinta hatiku,
Lepaskan aku dari kau terus menyeksaku,
Aku juga manusia aku terlupa,
Sampai kapan kau siksa hatiku,
Betapa hancurnya hatiku.
Suamiku,
Ungkitanmu menyakitkan ku,
Cinta ini seharusnya membahagiakan,
Tapi aku merasakan peritnya,
Adakah benar kau suamiku,
Lelaki yang pernah bersumpah,
Berjanji dengan yang kuasa,
Menjagaku selamanya dengan disaksikan keluarga,
Andai itu kau, apakah kau lupa,
Atas semua janji dan sumpah.
Suamiku,
Imamku, aku bukan makmum yang baik,
Tapi jagalah hatiku dengan baik,
Agar aku berubah jadi baik,
Bukan memberikan kesan yang tidak baik.
Suamiku,
Aku tak minta esam permata,
Aku tak mahu rumah yang mewah,
Juga kereta yang indah,
Tapi aku juga tak mahu dikecewa.
Suamiku,
Aku tak minta semua wangmu,
Cukup apa yg perlu,
Kerna itu tanggungjawabmu,
Tapi jika kau merasa aku beban,
Aku menyusahkan,
Maka lepaskan aku,
Kerna aku tak cuma perlukan cintamu,
Tapi aku juga perlukan keikhlasan,
Dan tanggungjawabmu padaku,
Suamiku,
Bukan cuma cintamu ku butuh,
Tapi tanggungjawab dan keikhlasmu juga,
Kerna kelak aku pergi,
Aku tahu ada insan yang menyanyangi zuriatku,
Tapi jika cuma cinta yang ada,
Maka mereka akan tumbuh tanpa jati diri.
Suami ku,
Aku menyintaimu kerana Allah,
Dan andai kau lupa tanggungjawabmu,
Ungkitan menjadi perbualanmu,
Maka maaf aku hilang percaya utkmu,
Dengan itu aku mohon diri,
Kerna aku tak rela hidup tap ikhlas,
Dan aku penat utk terluka.