KAU DAN AKU
Oleh Rahayu Indah Lestari
Kalau saja bulan bisa berkata, bintang mampu berucap.
Pasti aku tak akan sulit mengatakan pada alam semesta,
Bahwa aku menyayangimu, mencintaimu, lebih dari itu, mengharapkanmu menjadi milikku.
Beri sedikit aku celah, untuk meraihmu, merangkulmu, memelukmu, membawamu dalam duniaku.
Mencoba dan merasakan alamku. Yang sepi tanpa kehadiranmu.
Andai saja matahari bisa lebih hangat,
Langit bisa begitu meneduhkan,
Pasti aku tak akan risau menahan rasa ini untukmu.
Rasa yang semakin detik semakin bangkit,
Melepaskan rindu yang semakin berkabung dengan langkah kaki yang gelisah.
Sekadar ingin menjumpaimu lalu berbincang denganmu.
Sudahlah,
Aku bak kepulan asap yang hanya menyakiti dirimu,
Membuatmu sulit bernapas.
Biarlah,
Kau bak belati tajam,
Yang sewaktu-waktu bisa menancap di dadaku, atau tepat ulu hatiku.
Jika waktu masih sanggup bertahan untuk kau dan aku.
Ikutlah bersamanya!
Menjelajahi dunia,
Hingga pada akhirnya kau menemukan tempat berlabuh,
Tempat pemberhentian yang lebih dari sekadar dermaga,
Hingga istanapun tak berarti,
Yaitu cinta yang sangat sejati,
Yang sulit dipisahkan oleh badai sekalipun,
Hingga akhirnya kau larut dalam angin malam bersama cinta sejatimu.
Dan yang tersulit,
Apakah aku sanggup menerima kenyataan bahwa yang kau sebut cinta sejati itu,
Bukan aku?
Entah lah. Biarkan aku merenung.