SAAT HUJAN TURUN
Oleh Muhammad Fathur Rozi
Saat hujan turun, sepintas teringat kenanganku yang pilu
Ingin aku menulis tentangmu ketika hujan
Rembulan yang bersenggama,
Lukisan-lukisan fana
Dan awan hitamku yang menggelagap di balik putih
Dengan rasa sakit bak kalang kabut menuai rindu
Mengoyakku dalam angan, seperti halilintar menyambar kalbu
Serta seperti busur panah menghujam di antara lorong gang kosong yang kelabu
Ingin kulukis lekuk tubuh indahmu dari tetesan rintik hujan
Agar kau selalu mengalir bagai sungai Nil yang tak termakan oleh zaman
Saat dikau turun,
Nyanyian angin berdesah lara beriringan dengan sang hujan tanpa bayang
Lagu-lagu gemerciknya menyimak hujan yang bingung pada siapa dia berlabuh
Titah Tuhan pada hujan meluluhkan kasmaran tanah dan langit agar terlepas rindu
Hujan!
Kau hadir sekadar menghilangkan dahaga bumi
atas segala keharmonisan petuah-petuah munafik yang meludahi hakikat hidup ini
Mensterilkan hal yang acapkali timbul secara fana
Lengkap dengan nada-nada pemanis sebagai hasutan halus kau biaskan
Hujan
cintai aku sebagai pelangimu.
Di bawah kolong langit
Beri aku ruang
Tuk hapus semua kenangan kemarin
Bersama puing-puing keputusasaan yang abal-abal
dan hibur aku selagi hujan pasang
Di butir curahan terakhir yang berujung ke taman zamrun dalam imajinasi
Probolinggo, Juli 2017
#Mata_Pena