ODE KEPADA BETINAKU
Oleh Muhlis Hatba
Duhai teman sebantalku ...
Waktu telah menghitung satu dekade lebih
Tapi senyummu tak pernah memudar
Dipertontonkan di setiap episode hidupku
Diteaterkan di setiap babak bahteraku
Dikidungkan di setiap lamunan resahku
Menjelma sebagai separuh nyawa
Membumi selaksa pijakan tekad
Di setiap aku memetik hikmah hidup
Di setiap aku bertanya,
“Kenapa Tuhan selalu bercanda padaku?
Engkau tetap ada di sebelahku
Kadang di kananku, di lain waktu di kiriku
Walau hanya sekedar mematung
Aku hargai itu sebagai patuhmu
Aku hormati itu sebagai kudratmu
Karena aku iri tak ada padaku
Duhai kekasih halalku ..
Jarak telah mengukur tak berbilang jauhnya
Perjalanan bahtera ini hampir ke tepi
Gelombang pun terurai riak saja
Birahiku pun terpasung dalam kamar
Di bilik-bilik sederhana, tulusmu namanya
Seperti gelas, kau wadahi
Segala senang dan sedihku
Sesekali kutuang emosi
Terpelanting ditendang geram
Namun tak pernah pecah
Bahkan retak sekalipun
Pun seikat janji yang pernah kutawarkan
Berjuta-berjuta menit dulu
Bermilyar-milyar detik konon
Tak pernah layu dalam asamu
Tetap kau pajang selaksa seikat mawar
Di teras masa depan yang belum tentu sejuk
Di teras kenyataan yang mulai gerah
Seperti perahu tak karam sebelah
Dalam sakit sama mengaduh
Dalam luka sama menyiuk
Duhai isteriku ....
Sajak ini kutulis untuk menamparku
Kalau-kalau aku lupa betapa banyak
Pemberiamu yang basi tak terkunyah
Sajak ini kuunggah untuk menjewerku
Kalau-kalau aku lalai menyebut namamu
Ketika kelak aku tertawa di seberang mimpi.
Duh Rabb, berkahi sebagaimana ia mendekapku
Karena segenap aminku untuknya.
Bone, 5717