DILEMA BUNDA
Noraidah Siuh
Pemergian bunda satu impak maksima,
Memukul ku ke arus kuasa,
Membuat aku buta seketika,
Dan kembali ke dunia nyata.
Saat semua berubah depan mata,
Aku bagai dilema rasa,
Ku rindui satu nama terindah,
Dan saat-saat bahagia bersama.
Andai masa bisa ku putar semula,
Ku ingin kembali bersamanya,
Dalam waktu yang lama,
Dan ku pastikan ia bahagia.
Tapi kini nyatanya berbeza,
Aku terus berada dalam dilema,
Dilema yang membutakan jiwa,
Dan aku sungguh terluka.
Dilema ini membuat aku siksa,
Dilema rindu padanya,
Yang tak mampu ku jumpa,
Didunia nyata yang ada.
Bunda ku titipkan kata cinta,
Semoga kau tenang di sana,
Doaku sentiasa bersama,
Dan dilema ini bukti cinta.
Semua kini berubah,
Tak seindah yang ku sangka
Tapi cintaku kan kekal selamanya,
Namamu takkan ku lupa selagi ku bernyawa.
Bunda kita cuma manusia,
Tiada daya dan upaya,
Tapi cinta kita tiada akhirnya,
Kerna itu anugerah terindah.
Bunda kini kita terpisah,
Diantara dua dunia,
Tapi percayalah meski bumi terbelah,
Kau tetap bunda tercinta.
Bunda kau perantaraan cinta manusia,
Menuju cinta yang kuasa,
Dan aku takkan menyerah,
Walau kita terpisah selamanya.
Bunda aku percaya,
Cinta terindah kita,
Kan membuat kita bersama,
Selamanya dalam jiwa.