PADA KERTAS BUTA
Oleh Kamiliya Imtinan
Kutuliskan sebuah angan pada kertas buta
Semangat yang menggumpal pada tinta
Tak serta merta memberi saksi mata
Aku tak mengerti,
Kenapa pena daku tak dapat mengukir
Apakah ia terlampau buta pada akhir,
Atau hanya aku yang tak diberi mengerti?
Mulai saja aku goreskan tinta,
Walau kertas sudah terlampau buta
Ku tahan segala sakit,segala tanya,segala bingung
Walau semua kata selalu mendengung
Tapi tangan ku pun sudah buta
Buta menghadap buta,layaknya
Keras menghantam keras
Tak akan ada huruf yang terangkai olehnya
Tak dapat hadir anugrah yang waras
Sang kertas pun melemah
Menerima asa sebagai tinta
Tinta yang tak bernyawa
Membuka jendela cakrawala sebagai rumah
Menelan bulat bahwa dia buta
Menghadap Tuan dengan lemah,remah
Akankah ini berakhir pada seruan kata? (do'a)