KEPADA KHAZINATUL HILMI
Oleh Andi Ulfiani Safitri
Jalan itu dijalani.
Semestinya.
jalan itu tidak dipungkiri, tidak juga didiami, meski jaraknya berbeda.
Jalan itu dimaklumi.
Tidak diagung-agungkan, tidak juga dianalisis panjang sebagaimana dia yang pergi sebelumnya.
Tapi, sekali lagi bahwa jalan itu dijalani.
Sebagaimana takdir yang telah ada.
Jika takdirnya pergi setelah selesai, biarkan ia pergi.
Mungkin ia bosan.
Mungkin semua yang ia jalani tidak lagi menyenangkan,
Dan mungkin semua yang diharapkannya tidak bisa ia sesuaikan.
Semua akan pergi pada waktunya, salah satu alasannya adalah bosan.
Jika takdirnya tinggal, biarkan ia tinggal.
Jalan itu dijalani.
Jalan itu dilalui.