TEKANAN RUANG HAMPA
Oleh Anggita Gian Sahala
Kerap nyeri itu muncul lagi
Tepat sakit tak berarti yang kesekian kali
Kerap ku tutup berulang lagi
Tepat untuk bersembunyi yang kesekian kali
Bagian dari rasa tuk warnai hari
Mengusik ruang hampa yang tak terisi
Berpacu pada jalan sepi
Tak urung aku meringik, walau tak sampai menangis
Terasa goresan embun embun mulai menembus kulit
Merayap menjamah menjalar ke seluruh negri
Rakyatnya meronta ingin pergi
Namun tetap, hati lah juara saat ini