FILOSOFI MAWAR
Oleh Putry Yan Ijoyo
Sebuah kenangan hati yang terlupakan,
Membaca sajak ia bercerita, dalam lembah sungai tan ruah
Periuk sampan desir menyapa. Dan dalam jiwanya, tak kenal suatu masa
Kedalaman sunyi menggeliat, menumpah curah dalam bumi bergema.
Dengan gelap, gulita merayap.
Meraih harapan, berlari dalam ayunan. Detik yang tak kunjung datang dalam sebuah penantian. Meraba dan merusak hasrat.
Dannya berkembang, terarak dalam kenangan senja, membuka celah dari cahaya.
Selubung ini menyelimutiku, dalam diam ku termanggu.
Titik embun datang melaju padanya, seraya mengungkap pergulatan batinnya, ia menyapa ...
“ Dalam rinduku, aku menunggu,
Sebuah cahaya menghidupkanku dari gelapnya dunia sebelumku.
Kini ku mekar, membawa semerbak nyawa kenangan,
Akankah diingat waktu berlalu,
Membawamu tidur dalam pangkuan,
Untuk mengungkap sebuah rahasia bahwamu indah nan menawan...
Tanpa ada rasa, gejolak dan hasrat yang kau punya,
Kau telah terbangun dari tidur panjang yang menyekat.
Selimut kegelapan tlah luruh, dalam dinding kelopak bermakna, terang seterang cahaya ...”