ANGAN DIPENANTIAN
Oleh Hans
Semenjak usang ia jarang pulang
Memilih dan menitih sikap yg pantas diungkapkan
Terpejam muram angan berperan sebagai penghalang
Lumpuhlah sudah yg ia sebut ketenangan.
Pagi menanti perih jamuan tak bisa lagi dihidangkan
Kian menanti kabarnya tak lagi datang
Malam menentang kesepian dengan secangkir kopi ditangan
Kian menentang semakin lenyap dipandang.
Tersanjunglah angan-angan itu sekarang
Olehnya ia tempatkan diatas segalanya
Membiarkan pemikiran meraba yg terlarang
Dan ia dapati pelupuknya mengantung air mata.
Ia mulai letih menanti
Ia usaikan sampai selarut ini
Esok ia tetap menanti
Meski pun sama berakhir diangan lagi