DEAR HUJAN
Oleh Jene Monika Hukom
Dear hujan,
Apa aku harus juga menuliskan kata indah untukmu?
Apa aku harus juga mengetik ribuan makna tentangmu?
Tentang gemuruhmu, dinginmu,
Sebagai perwakilan kerinduanku dan kerinduan mereka terhadapmu.
Andai kata yang tercipta menjadi gumpalan awan yang menghadirkanmu
Aku akan menuliskan ribuan kata indah itu untukmu.
Dear Hujan,
Aku rindu padamu
Dan kau tahukan seperti apa bila aku sudah rindu?
Takaran rinduku Itu sudah tidak menjadi rahasia lagi bagimu
Jadi jangan buat aku merindukanmu!!!
Dear hujan, aku rindu
Rindu suara gemuruh pertandamu,
Rindu keindahan senja di rintitan kecilmu,
Rindu benturan keras di malam derasmu,
Rindu coretan pelangi yang kau ukirkan bersamamu,
Rindu udara sejuk yang kau tinggalkan seiring kepergianmu.
Kau bukan hanya inspirasi para pujangga
Bukan hanya tempat curhatnya para penggalau
Bukan hanya untuk permainannya si kecil
Bukan hanya untuk aku,
Kamu lebih dari itu
Jadi temui aku, temui mereka!!!
Maaf bila memaksahmu,
Tapi mereka yang hanya bisa minum dari tetesanmu, mereka yang sangat membutuhkan segarnya udara yang kau bawa bersamamu,
Itu lebih dari kerinduanku terhadapmu.
Entah ini ulah angin yang menghadangmu
Pembawamu yang enggan menampungmu
Atau dirimu yang tidak lagi ingin menemuiku?
Atau mungkin juga doa kami yang masi kurang terhadap sang pencipta agar menghadirkanmu?
Hmmm Entahlah,
Tapi harapku untuk kau pelipur lara
Kau musim yang basah
Kau penyejuk dunia
Kau temanku
Kau yang bernama Hujan
Datanglah!!! aku rindu, sungguh.
(Catatan tentang Hujan)
Maros, 22 Oktober 2015 (02:25)