DI ANTARA HUJAN DAN KOPI
Oleh Milia
Telah diutus senja dan secangkir kopi
Jadi sengsara dalam sajak gadis kecil
Menari nari di atas gulita, kejam
Tuan kopi sedang berduka hati
Saat hujan tak kunjung mati
Kemana, raut rentah yang memikul sepi?
Melukai dedaun yang berserakan di teras rumah, tak ada jeda ia memaki maki hujan
Sesekali ia menenun dongeng di bibirnya , "aku tak menyukai hujan"
Sayang .. kemana kau akan gantung ribuan kepala yang tertanam memungut rupiah di tengah sawah?
Ada peluh, ada senyum mewah
Yang tertinggal di kaki kaki mereka - hujan milik semesta
Tak ada perpisahan hujan dan secangkir kopi, tak seperti kita
Aku memilih hujan dan menepi
Kau? Tetap sajah bisu diatas tumpukan kata tak bernyawa
Berdua , harap harap memiliki syair saat hari tua
Aku hadir bukan mengunjungimu , aku mendampingimu
Berdua , dalam sajak hujan dan secangkir kopi
Matawai,2017