POTRET NEGERIKU
Oleh Miki Rahmat
Ditengah-tengah era modernisasi
Diantara berjuta-juta langkah kaki
Sosok si tua berjalan sendiri
Mengais ditumpukan sampah demi sesuap nasi
Meski hidup seorang diri
Tapi kebutuhan tak selalu terpenuhi
Dunia terlalu kejam untuk dipikirkan
Dengan hukum rimbanya yang tak mengenal keadilan
Membunuh yang lemah dengan kesadisan
Secara perlahan-lahan
Menggoreskan luka pedih yang tiada tertahan
Negeriku yang kaya akan keindahan
Rakyatmu masih banyak yang kesakitan
Menderita menelan pil kepahitan
Pilihan tak dapat ditentukan oleh manusia
Untuk dilahirkan dari rahim siapa
Berpuluh tahun sudah kita merdeka
Merdeka dalam arti yang tidak sebenarnya
Sebab negeriku masih terjajah ekonominya
Terjajah oleh tikus-tikus negara
Terjajah oleh pemimpin-pemimpin yang merasa bijaksana
Terjajah oleh mafia-mafia
Terjajah oleh penghianat dunia
Inilah potret negeri kaya
Kemiskinan meraja lela diatas tumpukan emas
Kelaparan terus dirasa dalam gudang penuh makanan
Hak terhapuskan ditengah kebebasan
Keadilan telah diperdagangkan oleh hakim yang bijaksana
Tikus-tikus telah menjadi peliharaan negara
Dewi Justitia tak lagi dianggap buta
Telah mengalami transplantasi mata
Oleh uang-uang rampasan dari rakyat jelata
Sudahkan negeri ini merdeka?