DIAMLAH
Oleh Aceha
Diam, diamlah karena ini tentang rasa
Iya, rasa garam yang pernah aku katakan padamu
Sumpah, rasanya seperti keringat harummu yang melaut terus-menerus meng-Hindia
Diam, diamlah! Jangan sampai kau salah kira
Iya, garam boleh asin. Tapi rasamu jangan
Sungguh, tak ada yang lebih luas dari garam sebelum menguap jiwanya
Diam, diamlah sejenak sahaja
Iya, garam hanya hasil. Tapi dasarnya teramat menghampar
Benar, tak salah dugaanmu. Yang kau mau itu kan manis, knapa aku kasih garam
Sekali lagi, diam. Diamlah lagi, lagi dan lagi
Iya, akan kucarikan kamu manis. Manis dilidah atau dihati?
Sungguh, aku masih punya sisa-sisa manis dari seduhan kopi pemberian Tuhan
Sebagai bekalku dialam ini
Silahkan kau ambil, sini-sini ku antar
Duduk lah, aku seduhkan manis itu
Takusah perdulikan aku
Toh aku bukan milikmu
Toh sejatinya aku tak ada
Toh aku bukan apa dan siapa
Sini-sini, aku tuangkan
Minumlah dengan penuh kedamaian
Agar anak cucumu lahir lucu dan manis sepertimu
Sekarang aku yang akan Diam.
Diamlah
Karena berkesudahan sudah puisiku
Diam, diamlah aku