PAGI KELABU
Oleh Rahmat Ali Yamin
Pagi yang tak lagi biru.
Menanti angin menyapa dengan malu,
mengajak daun saling bertemu
dan kau basah karena rindu.
Pagi yang tak lagi biru.
Menginjak arti ter-dalam kata setia,
mengubur ragu tentang rasa
dan pakaian rapi kini kusut seketika.
Pagi yang tak lagi biru.
kau siapkan cangkir untuk teh yang kau jaga tetap hangat,
Berharap kilat, tak lagi membuat takut.
Dan sakit, tak lagi menjadi sahabat.
26,27,28 September 2016
Menjanjikan aku warna kelabu.
Meski aku tak mau,
tetap saja otak dan hati membahas tentang kau
yang sayang telah berlalu.
Katanya september itu ceria.
Tapi, kau dan aku masih menjadi kita,
yang selalu bersama kala pagi dan senja.
Entah itu untuk cerita, rasa,
Atau sekedar membagi pilu lewat tawa.
Pastinya, itu dengan cara kita
Yang selalu berhasil dibuat sederhana.
Ah.. aku lupa,
Itu kisah lama,
Saat kau dan aku masih jadi kita.
Makassar, 30 September 2016