BERTUHAN RASA
Oleh Muslim
Rasa yg berakar tunggang
Merayap masuk kedalam sandubari
Jauh kedalam relung hati yang pengecut
Bukan pohon beringin memberi sejuk
Seolah rasa tak berpembela
Jua tak bertuan
Matahari terus tak betabrakan terhadap bulan
Saling teguh terhadap orbit yg tetap
Entah sedalam apa
Entah juga sampai bila
Aku tak yakin waktu kan menjawab
Apa lah lagi semesta
Yang tahu hanyalah air mata
Sebanyak apa ia telah jatuh
Mengalir ke pipi yg tak lagi halus ini
Mengapa bisa segila ini
Apakah memang telah hilang kaidah pikir
Hingga tak tahan menahan sakit sekejap
Lalu rela menahan sakit yang panjang antaranya
oh bunga dalam tatap kosongku
Pahanira tlah berjaya pecah jiwaku
Jadi dua keping jiwa
Jiwaku yg palsu tlah nyaman menjalani lakon
Seolah aku pada mu
Jiwa nyataku pun ku benci
Karena tak bisa memelukmu dalam nyata
Ya benar
Aku tlah gila
Hingga tak tahu mana jiwaku lagi
Lagi-lagi jatuh air mata itu
Hingga kini kering sudah
Yang ada tinggal hati yang tandus
Setandus padang sahara
Namun hati lebih luas lagi
Persetan dengan lisan
Tak satu titik goresan tinta pun terucap
Hanya tangan lemah ini
Ya hanya tangan lemah ini ingen terus menarikan pena
Seriring dengan luapan rasa yang tiada akhir
Ingin aku menulis sebanyak ku mampu
Hingga aku lupa bahwa lisan punya hak bicara
Hingga aku lupa bahwa semua rasa berhak untuk di ungkap
Bukan disembah seperti tuhan sahaja
Oh semesta
Kenapa ada langit ada bumi
Hingga mustahil ku gapai rasanya rasa ini.