NYAWA BERNYALA TAWA
Oleh Dwiara Artha Kusuma
Nalar logika menghitam terjerumus
Tersedak heran saat terhunus
Meretakkan nektar cangkang telur
Skeptis kedamaian telah tertulur
Bola langit terpotong cakrawala
Pandang terbatas dalam bianglala
Memaksa masa takkan melusa
Masa-masa dimana tak lagi berkuasa
Kelana makna tak pernah tertebak
Nyala nyawa yang akhirnya terjebak
Terjerembab lembah tak berjawab
Melembabkan nyawa tanpa sebab
Nyawa tawa yang tak berutara
Bawa nyawa meratap ke utara
Nyala nyawa tak pernah patah
Bagai setajam pedang merajah
Mimik wajah adalah sampul
Berhak bercorak tawa tersimpul
Terlelaplah ramai dalam kedamaian
Terbangunkan damai diatas keramaian