DUA WAJAH
Oleh Daypen Yuer
Ketika malam menjelma
Ada kunang-kunang di altar rumah
Bulan bulat diatas sana tiada berpunya
Sekali waktu bisa mampir dipondok kita...Ma,
masuk menjelma serupa nyala api yang dirindukan hangatnya
Ma...,ketika kecil dulu,aku bebas memilih
Kau bilang aku boleh jadi dokter,pengajar atau bahkan pemimpin sekalipun
Suatu ketika, kau suruh aku untuk jadi wakil rakyat saja
Kau bilang jadilah seperti orang-orang itu,yang rumahnya bertingkat dua,mobilnya kinclong karena dicuci setiap hari,meskipun hasil kredit dan sedikit tipu-tipu
Yang menunaikan tugas dikantornya setiap hari,entah karena senang ataupun tertekan
Mulutnya disuapi, tapi kakinya diikat kuat dengan pengekang
Tangan kanan diberi,tangan kiri dipatahkan.
Ah ma... Sedih sekali rasanya hidup atas nama perbudakaan ini
Suatu malam
Aku mulai berkaca
Dua wajah muncul dari satu raga;
Aku telah menipu,
Diriku sendiri