NEGERI DIBAWAH KABUT
Oleh Ivan A Sibro
Ketika jendela terbuka
Tak lagi terlihat Gagahnya Marapi dan Singgalang
Diketinggian ini dengan udara sejuk ini sebenarnya kabut sudah pandangan biasa
Tapi kabut dingin dipagi hari
Membawa embun sejuk
Tapi ,...ini bukan kabut itu
Ini kabut yang memerihkan mata dan menyesakkan dada
Kabut dari keserakahan segelintir manusia tak ber ""Hati""
Siapa yang harus disalahkan ???
Mungkin tak sedikit umpat dan kesal berkecamuk didada
Tapi
Pasrah adalah kata terpaksa yang harus keluar dari bibir bibir tak berdaya
Menuntut ilmu jadi tertunda
Ribuan siswa tak sekolah
Bertahan dirumah rumah
Tuan tuan dan Nyonya yang berjanji ingin mensejahtarakan kami
ketika anda butuh coblosan kami dibilik suara
Dimanakah engkau sekarang
Mari bersama sama menikmati asap bersama kami
Dan ikut merasakan sesaknya dada dan perihnya mata bersama kami
Para pemimpin negeri
silahkan nikmati asap yang menyesakkan ini bersama kami
Sudahlah
Lelah berharap.......
Satu yang masih bersama kami
Penguasa seluruh Alam
Ya Allah
Padamkan api api dibumi kami yang menyesakkan ini
Turunkan curahan hujan rahmatMu dibumi ini
Agar hilang sesak dan perih mata ini
Amin