KETIKA NESTAPA MERANGKULOleh Reinhard Ardzan Fabianto
Ketika nestapa merangkul
kurasakan pergolakan jiwa yang hebat
menghunus tajam bagai belati beracun
berisi hasrat dan naluri
namun terkadang sangat sensitif
Ketika nestapa meraba
terkadang tak mudah menyeimbangkan
harus bersusah payah hingga menetes lah air mata
tangan tengadah menghadap relung elegi
namun tetap terjaga untuk memahami
Ketika nestapa memeluk
aku pun tersadar untuk tetap membelalakkan mata
membiarkan hati ini sensitif
sensitif akan perasaan
yang mana suatu saat mampu
mampu untuk menyadarkan
rasa sayang dan cinta
Ketika nestapa merangkul
aku mencoba pasrah dalam genggaman
dan membiarkan kelembutan membungkus ku
di bungkus dengan penuh aksi dan reaksi
tanpa narasi ataupun argumentasi
biarkan tenang dan damai
dan bahagia akan menampakkan senyum nya