PERCIK API DALAM TINTA HUJAN-KU
Oleh Mitahul Hanifah Qohar
Pandanganku menghitam
Memeluk malam yang dingin
Langkah kecilku merayap pelan
Mencari seberkas cahaya dalam gelap
Kumaknai petak-petak dalam rinai hujan
Mengguyur bumi yang berselimut awan
Untaian dzikir mengalun merdu
Menemani hujan yang merembes patuh
Menodai tanah kering dengan deras
Tangis mungil memecah sunyi
Meratap cahaya dalam himpitan do’a
Kulantunkan syair-syair diksiku
Berdialog dengan Sirius
Berharap ada telinga yang mendengar
Harap-harap cemas generasi akhir
Membuka lembaran sembari merapal do’a
Kulihat mereka membaca jalan
Tangan kanan berkawan cawan
Dengan kiri sebotol minuman
Kerupuk putih jadi teman, bahkan sahabat
Melengkapi pedas manis dalam kehangatan malam kedua
Dalam gerbong Maret yang masih mentah