BAYANG SENDUOleh Uswatun Ni'/mah
Udara malam mengambang dalam gelap.
Aku terlelap dalam angan.
Berharap mampu melupakanmu.
Nyatanya?
Nihil.
Cetak wajahmu masih tertanam dalam hatiku.
Sayang,berhentilah.
Aku benci begini.
Gerimis membayang.
Selimut terkapar.
Tertegun di sudut kamar.
Air mata mendesak keluar.
Nafas mulai tertahan di hidung,tenggorakan.
Mengingatmu...
Sesakit inikah?
Hal terakhir,kumohon pergilah.
Enyahlah selamanya.
Cetak bayangmu mencekik hati.
(Jakarta,24 November 2014)