SEGELAS JAHE SUSU DI ANGKRINGAN MALAMOleh Nur Cahyo
Sore itu...
Petromaks tua tidak pernah kehabisan nafasnya
Dengusannya menderu beradu aroma minyak tanah yang mulai langka
Benderang di tengah gerobak angkringan.
Maaf …
Saya tidak sedang menyalakan petromaks
Yang saya nyalakan adalah SEMANGAT.
Karena …
Saat sang dewa terang dipaksa lengser oleh penguasa malam
Penguasa kegelapan dengan jubahnya yang angkuh merangkul sang terang
Saat harapan-harapan mulai pudar, kehilangan arah dalam kegelapan
Saat itu dibutuhkan benderang bagi jiwa yang lelah.
Malam mulai larut. . .
Jiwa yang lelah mulai bermunculan
Laksana kunang mencari dan terus berkerumun mencari sinar
Sinar yang mampu menghujamkan SEMANGAT.
Dentingan...
Segelas jahe susu hangat diaduk dalam gelas kaca bertangkai
Menyeruak menghajar iblis-iblis kemalasan
Memancang pasak pada kelopak mata yang mulai memerah
Menyatukan SEMANGAT dalam nyala petromaks di Angkringan malam.
Bukan hanya Togar...
Yang selalu menyeduh jahe susu dalam tatakan plastik
Mahasiswa Fakultas Hukum perantauan dari Tanah Karo
Punya angan memberantas koruptor di Indonesia.
Bukan hanya Buyung....
Yang rajin tepat waktu pukul Sembilan ke angkringan
Anak ranah Minang merantau cari ilmu ke Jogja
Mimpinya jadi Gubernur Sumatera Barat kelak
Angannya memberi pendidikan gratis bagi rakyat Minang.
Layaknya kumpulan kunang...
Jiwa-jiwa lelah mengelilingi kilau petromaks
Serta berceloteh tentang polah tingkah koruptor negeri ini
Sampai kerinduan akan kampung halaman.
Darimana tajamnya mulut para pengacara yang lahir dari kampus di Jogja ini ?
Darimana lenturnya tangan arsitek kampus ini yang kelak membangun nusantara ?
Bukan... bukan…
Bukan dari tebalnya buku fotocopian yang mereka baca
Sekali lagi Bukan…
Bukan dari Seminar murahan yang mereka ikuti.
Darimana SEMANGAT itu ?
Segelas jahe susu empat ribu rupiah ....
SEMANGAT yang memberi mereka adrenalin menghajar kantuk
merobohkan setan yang berusaha menarik pelupuk mata
ke hangatnya selimut pelukan penguasa gelap.
Kepulan aroma jahe susu ...
yang membuat mereka terjaga saat menyelesaikan skripsi
Kelak membawa mereka lulus lalu terbang dengan kepakan sayapnya
Keliling dunia dan merasakan minuman selain jahe susu
Red Wine, Coctail, Margarita, Tequila atau apapun namanya.
Sampai satu titik kepak sayapnya terhenti dan berkata
“Saya rindu jahe susu.”
Arloji menunjuk pukul 10 malam.....
Jaguar merah berkilau parkir di depan angkringan
Turun pria usia empat puluh tahunan bersama anak dan istrinya menuju angkringan
“Ayah dulu setiap malam kesini jika suntuk kerjakan skripsi”
Dari generasi ke generasi…
Perantauan dari ujung tanah Rencong sampai ujung kepala burung
Hangatnya Jahe susu inilah yang menyatukannya
Dalam pudarnya warna cat angkringan dan benderangnya petromaks.
Gelas ini bukan hanya sekedar berisi putihnya jahe susu, kawan . . .
Gelas Ini berisi keprihatinan pudarnya makna ngumpul
Roda zaman menggilasnya dengan chatting di social media
Segelas jahe susu siap menantang angkuhnya roda zaman.
Purnama di balutan jubah penguasa malam...
Jiwa-jiwa lelah pun temukan arahnya
Kentalnya segelas jahe susu kentalkan SEMANGAT
Lanjutkan perjuangan arungi malam
Demi gapai mimpi dalam genggaman
Jauh di perantauan.
Nyala Petromaks pun mulai redup....
Jika anda bertanya Apa yang saya jual ?
“Saya menjual segelas SEMANGAT, kawan.”