SETELAH MENGIKUTI UJIAN NASIONALOleh Syukur Budiardjo
Hari pertama ujian nasional di sekolah
Kukerjakan soal Bahasa Indonesia dengan ramah
Kubaca pesan di lembar jawaban komputer
Menurutku terasa benar-benar angker
"Aku bekerja dengan jujur"
Demikian bunyi pesan menggetarkan
Kubaca soal dengan hati-hati dan perlahan
Kukerjakan semua soal tak ada yang terlewatkan
Kukerjakan soal dengan penuh percaya diri
Karena aku memang rajin belajar setiap hari
Kukerjakan semua soal dengan teliti sekali
Agar hasilnya nanti tak mengecewakan hati
Kukerjakan soal tanpa bantuan dan contekan
Juga tanpa bocoran soal dan kunci jawaban
Karena bagiku itu perbuatan yang merugikan
Hingga ujian tidak berlangsung secara elegan
Setelah aku keluar dari ruang ujian
Kepalaku dikepung oleh berbagai pertanyaan
Otakku ditarik oleh hamparan kenyataan
Perilaku mereka yang melawan kejujuran
Mengapa aku harus bekerja secara jujur
Sedangkan nurani mereka telah hancur
Mereka terbiasa dengan dusta dan tipu daya
Kejujuran cuma kata indah di bibir belaka
Wakil rakyat dan birokrat berkhianat
Guru dan kiai membohongi umat
Penegak hukum berbuat maksiat
Mereka semua mengundang laknat
Penguasa dan pengusaha bermain mata
Petinggi negeri berlari memperkaya diri
Partai politik penuh intrik mengorak taktik
Mereka semua jumawa berlaga wacana
Mengapa aku harus bekerja secara jujur
Sedangkan nurani mereka telah hancur
Sementara mereka mengajari kejujuran
Mereka pula memamerkan kebohongan
Aku merasakan kengerian teramat sangat
Ketika kejujuran dan kebohongan main akrobat
Aku harus bersiteguh mempertahankan pendirian
Karena kejujuran bagiku selalu menjadi pedoman
Jakarta, 18 Desember 2013