JINGGAOleh Putri Maulita Islami
Ketika yang ku lihat di matanya adalah jingga
Ku tahu itu pertanda, ada dunia bernama senja
Dunia, di mana hanya manusia dari angkasa yang bisa memenuhinya
Yang berselendang pelangi serupa bidadari
Yang masih menari meski malam mengintai di ambang hari
Tapi sayang, oh malang nian
Dunia yang terbangun di kedua matanya
Tak kuhuni untuk ku dan dia sendiri
Ada seekor merpati yang meninggalkan sayapnya
Untuk dikenang sampai ia kembali pulang
Atau sampai waktu berjalan di bilik malam
Aku tak mengerti
Berapa lusin tangan malaikat yang mampu membawaku melesat
Terbang ke awan
Atau berkisah tentang bintang
Barangkali ku dapat jumpai dunia yang kan kuhuni
Berdua, bersama cahaya dari lengkung senyum sang Ibnu Hazm
Oh aku paham sekarang
Ada pagar yang melintang
Antara aku dan Ibnu Hazm
Dan aku hanya mencintai batas yang memenggalku
Demi nyanyi yang berbisik di riuh sunyi
ada Dzikir meniup doa dari derai luka
sambil berkata
“Jingga di matanya adalah senja untuk kalian ber-tiga
pun kau sebagai Sammar bagi Ibnu Hazm
meski ada merpati terhimpit dini hari”