PENANTIANOleh Nur Ilmi Febrianti
Mentari pernah teredam dalam tangisanku
Pada malam yang indah
Dimana tak ada lagi mimpi
Terdengar kicau orang-orang yang senantiasa menanti
Yang berusaha membalut rindunya
Dengan nynyian kosong tak bernada
Kala itu terlalu buas
Suasana menerkam setiap detik perjalanan hati
Hati yang usang karena benci dan sayang
Terurai lembaran-lembaran hitam dan putih
Yang pernah menjadi warna setiap langkah
Senyum dan kerutan tak sanggup lagi mewarnai getirnya sanubariku
Hampa
Hampa layaknya jendela tak bergerigi
Lantas, bagaimana ku tutup ceritaku ?
Di kamar tanpa ruang ini
Atau disudut kelambu merah bata
Berjejal, berjuta, beribu, pahit !!
Hingga menatap sayapku sendiri, ku lelah -_-