SENJA DITIMBUNAN TANAH MERAH
Oleh Arita M. Sagala
Senja ditepi taman terakhir kehidupan
Terlihat awan perlahan berarak menutupi
Lembayung yang sempat membiaskan cahayanya
Ketika sesosok tubuh tak bernyawa
Dikembalikan kepada asal mulanya.
Bersama gemuruh petir yang mulai bersahutan
Seiring dengan rintik nya hujan di pemakaman
Ketika tubuh yang terbungkus kain putih itu
Dimasukkan keliang lahat tanpa selembar rupiah
sekeping permata, dan istana megah miliknya
Sebuah batu nisan bernama ditancapkan
Diatas gundukan tanah merah tak bermaya
Lantunan doa mengiringi kepergiannya
Sebelum langkah kaki meninggalkan pusaranya.
Kini, tinggallah dia sendiri
Bersama amal dan juga ibadahnya.
Satu persatu binatang tanah mulai
Menggerogoti tubuh yang dirawatnya dulu
Perlahan dagingnya membusuk dan ditempati banyak
Belatung-belatung.
Siapakah yang dapat mendengar jeritan nya
Siapakah yang tahu betapa sakit sekujur tubuh nya
Mata nya tiba-tiba terbelalak saat melihat tubuh besar dan garang
Diatas kepala nya, menghujamkan ribuan tanya tentang
Siapa Tuhan nya, apa agamanya, dan segala lika-liku perjalanan nya ketika di dunia.
Bibir nya tak mampu berkata-kata.
Lidahnya kelu saat berucap siapa Tuhan nya, dan apa agamanya
Semua anggota tubuh menjadi saksi perbuatannya.
Dan tak seorang pun dapat menolong nya ketika hujaman-hujaman tombak
Dihempaskan ke kepalanya, siksaan-siksaan mendera tubuhnya.
Semua gelap, sempit, bau dan menakutkan.
Sakit, sakit bagai tersayat-sayat
Perih-perih bagai seekor sapi yang dikuliti tubuhnya.
Laailaahailallah muhammadurrasulullah..
Ampun, ampun ya Allah..
Sesungguhnya aku bertaubat pada Mu..
Teriakan-teriakannya menggema seantero alam kuburnya
Meski ia telah memohon ampun, namun tubuh besar dan menyeramkan itu
Masih saja menyiksanya tanpa henti.
Bersama itu ulat-ulat busuk dan bau terus merayap dan menggerogoti tubuh dan kepalanya.
Astaghfirullahal’azim.
Senja yang kelabu, gelap dan menyeramkan
Senja ditimbunan tanah merah yang memilukan.
Saat kesempatan itu ada, semua sengaja dilewatkan
Saat umur masih belia semua waktu hanya untuk bercanda ria
Ketika usia sudah mulai senja, barulah hendak merajut syurga.
Saat harta berlimpah, sengaja tak mau bersedekah
Saat uang bertumpuk didalam karung, sengaja disimpan dan takut berkurang.
Ketika susah berputus asa, sesudah kaya lupa bersyukur.
Maha suci Engkau ya Allah..
Semoga senja esok yang akan datang ditimbunan tanah merah
Bukanlah siksa namun bahagia yang didapat.