PENYESALAN SEMASA HIDUPOleh Syifa Fauzia
Kau...
Kau masih tertidur di antara tumpukan tanah
Dengan sesobek kain yang menutupi ragamu
Aku tahu kau sangat dingin di sana
Tidak ada selimut yang hangat untuk menutupi ragamu.
Hening.
Sepi.
Itu kah yang kau rasakan di sana, Kawan?
Dengan teman cacing-cacing tanah, dan kalajengking yang mulai menggrogoti sebagian tubuhmu.
Tidak sakitkah Kawan?
Sungguh, aku sangat mengasihimu.
Ingin sekali ku menggurangi rasa sakitmu itu.
Tetapi tak bisa,
Hanya amal baikmu lah yang dapat membantu dirimu sendiri
Aku tak dapat membantumu
Aku tak dapat terus di sisimu
Menjaga makammu, dan tertidur lelap bersamamu
Aku tahu, kau sangat membutuhkan pertolongan
Kau berharap agar terlepas dari siksamu itu, bukan?
Tetapi, tidak.
Kau sudah terlambat.
Kini,
Hanya amal baiklah yang dapat membantu dirimu itu.
Tidak ada cahaya?
Tidak ada tempat yang luas?
Tidak ada teman yang menemani?
Tidak ada kehidupan.
Kini, Kau seperti terlahir kembali.
Terlahir ke dunia.
Tetapi bukan dunia waktu Kau bisa meminta pertolongan
Kini Kau ada di dunia ke abadian.
Kau dulu pernah melupakan penciptamu
Orang yang telah menciptakanmu
Semasa hidupmu, Kau melupaka Tuhanmu
Seolah-olah Kau hidup selamanya
Nyatanya?
Tidak, dunia ini hanya sesaat Kawan
Kita di sini hanyalah tamu
Yang akan pergi apa bila di suruh kembali.