SUSAH SENANG TETAP SENANG
Oleh Carlos Homba
Di balik pelepah bambu
ku dengar sebuah harapan,
harapan perempuan tua
tentang nasi telur dan atap daun lontar
milik anaknya di negeri mimpi
telah lama terlepas bersama ayat-ayat
menyertai harapan dalam tatapan kosong
yang masih penuh tanya tentang hari esok
Di balik pelepah bambu
ku dengar juga suara jeritan motor rongsok
milik seorang laki-laki tua
siap menyusuri dari ujung ke ujung pulau
memilih butiran kerikil
pada jalan setapak milik anaknya
Pergumulan tentang cerita air mata
telah lama di bacanya
bahkan telah menjadi hidup itu sendiri
dalam pita film riwayat hidup pasangan tua
tentang kecemasan mereka
memberi secuil cacing untuk anak-anak mereka yang berkotek
Perut mereka terkadang kenyang terisi angin siang
bersama denga otot-otot yang mulai kendur
langkahnya terseok duri putri malu
lalu kini mulai berani menertawakan mereka
"Susah-senang, tetap senang"
menjadi mantra andalan
ketika mereka mulai menguatkan langkah
untuk menarik anaknya
dari longsoran sampah zaman
Mereka tetap tegap menentang zaman
di saat aku tertunduk
karena terantuk pada batu
aku diulurkan tangan untuk bangun lagi
wajahku diusapi dengan kapas putih
yang tinggal selembar di sakunya