TAMU YANG SUMRINGAH ITU
Oleh Andi Syaifullah Kadekoh
Tetak demi tetak kakiku tertatih
Tak peduli betapa semburat ia berlari
Bergerak meliuk-liuk pilu
Menyematkan tanda letih di betis yang membiru
Lamat-lamat jiwaku bangkit
Di sambut hati yang terperanjat tak alang kepalang
Menggelinjang-gelinjang layaknya belut
Karena di tatap nanar olehnya
Sekelumit khilaf berjajal didepan biji mataku
Membikinku terkesiap dan tergegap-gegap
Tak ku reka, berwindu-windu aku menopang ini
Yang membuatku tergopoh-gopoh bagai tua bangka
Ku hanya bisa membekap dada erat-erat
Tamu yang sumringah itu menyeringai di depan rumahku
Pun aku tak sanggup di tatapnya
Menenteng souvenir pembersih dosa
Ku sambut tamu itu dengan seringaian tak tulus
Namun asa ku jinjing beribu di benak
Ku ingin jiwaku serasa lahir kembali
Di hari fitrah yang tak selamanya ada